Sejumlah pakar Islam di bidang geologi dan ilmu syariah mulai berkempen tentang persamaan waktu dunia dengan merujuk waktu Makkah Mukarramah. Hal itu dimaksudkan untuk mengganti persamaan waktu Greenwich yang selama ini digunakan banyak penduduk dunia kerana menurut sejumlah kajian ilmiah, Makkah-lah yang menjadi pusat bumi.
Persoalan ini mendapat perhatian dalam Konferen Ilmiah bertajuk “Makkah Sebagai Pusat Bumi, antara Teori dan Praktik”. Konferen yang diselenggarakan di ibukota Qatar, Dhoha pada Sabtu (19/4), menyimpulkan tentang acuan waktu Islam berdasarkan kajian ilmiah yakni Makkah, dan menyeru umat Islam agar mengganti acuan waktu dunia yang selama ini merujuk kepada Greenwich. Makkah Mukarramah dinyatakan sebagai kiblat umat Islam di seluruh dunia, dan di sekeliling Ka’bah yang ada di Makkah berkeliling kaum muslimin yang melakukan Thawaf dari kiri ke kanan, kebalikan dari acuan waktu Greenwich dari kanan ke kiri.
Dalam konferensi yang juga dihadiri oleh Syeikh DR. Yusuf Al-Qaradhawi dan juga sejumlah pakar geologi Mesir seperti DR. Zaglul Najjar yang juga dosen ilmu bumi di Wales University di Inggris serta Ir Yaseen Shaok, seorang saintis yang mempelopori jam Makkah.
DR. Qaradhawi dalam kesempatan itu menyampaikan dukungannya agar umat Islam dan juga dunia menggunakan acuan waktu ke Makkah sebagai acuan waktu yang sejati, kerena Makkah adalah pusat bumi. Dalam sambutannya di awal konferen ini, beliau menjelaskan juga mengapa Makkah dipilih sebagai pusat bagi bumi dan kenapa Allah swt menjadikan Baitul Haram sebagai kiblat bagi umat Islam.
Qaradhawi yang juga ketua Persatuan Ulama Islam Antarabangsa itu mengatakan, “Kami menyambut kajian ilmiah dengan hasil yang menegaskan kemuliaan kiblat umat Islam. Meneguhkan lagi teori bahawa Makkah merupakan pusat bumi adalah sama dengan penegasan jati diri keIslaman dan menopang kemuliaan umat Islam atas agama, umat dan peradabannya.”
Qaradhawi juga menyampaikan bahwa tidak ada pertentangan dalam Islam antara ilmu dan agama sebagaimana yang terjadi di agama dan peradaban lain.
Berhubung masalah Makkah sebagai pusat bumi, DR. Zaglul Najjar mengatakan bahawa hal itu memang benar berdasarkan penelitian saintifik yang dilakukan oleh DR. Husain Kamaluddin bahawa ternyata Makkah Mukarramah memang menjadi titik pusat bumi. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh The Egyptian Scholars of The Sun and Space Research Center yang berpusat di Kairo itu, melukiskan peta dunia baru, yang dapat menunjukkan arah Makkah dari kota-kota lain di dunia. Dengan menggunakan perkiraan matematik dan kaedah yang disebut "spherical triangle" Prof. Husein menyimpulkan kedudukan Makkah betul-betul berada di tengah-tengah daratan bumi. Sekaligus membuktikan bahwa bumi ini berkembang dari Makkah.
0 ulasan:
Catat Ulasan